1.
Manfaat dan Global Target dari Teknik Lingkungan
Manfaat dari teknik lingkungan :
1. Dapat
Mencegah Produksi Limbah
Linbah diproduksi dari
kegiatan produksi, sisa-sisa bahan bakar, sisa bahan baku, dan produksi yang
gagal. Di teknik lingkungan mempelajari bagaimana caranya menimimalisasi produk
limbah dan mamaksimalkannya kualitas produk.
2.
Dapat Mengelola Limbah
Mengelola limbah hasil
dari sisa-sisa produksi yang kemudian diolah untuk mengurangi pencemaran
lingkungan.
3.
Dapat Mengolah Air
Air yang banyak
mengandunng zat mulai dari logam berat (Fe, Mg, Mn, Cd, dsb), kandungan oksigen
terlarut, kandungan patogen, kekeruhan air, kesadahan air, dan kandungan garam
pada air. Semuanya diolah untuk mendapatkan air yang layak dikonsumsi untuk
keperluan sehari-hari. Contoh pengolahan air ini terdapat di PDAM.
4.
Dapat Merancang TPA (Tempat Pembuangan
Akhir)
Dalam bidang Teknik
Lingkungan harus dapat merancang TPA. Tempat pembungan sampah harus baik dan
benar agar tidak membahayakan lingkungan. Metode-metode khusus dalam
perancangan TPA seperti di Amerika sampah ditimbun dalam tanah yang dilapisi
lapisan Waterproof, lalu tanah
timbunan ditanami rumput atau tanam lain hingga menjadi bukit. Yang kemudian
bukit tersebut dapat menjadi sarana rekreasi edukatif.
5.
Dapat Merancang Sistem Plumbing
Plumbing adalah sistem
perpipaan. Dalam sistem itu meliputi reservoir
(tandon air), pompa, pipa, water
closet, urinoir, lavatory (wastafel), faucet
(kran air), shower, floor darin (saluran
air buangan di kamar mandi), dan septi
tank. Utilitas semacam itu tidak sembarangan dirancang, perlu prhitungan
dan perancangan yang baik.
6.
Dapat Merancang Sistem Drainase
Drainase (Saluran air)
dirancang untuk mengalirkan air hujan. Drainase dibuat untuk menghindari banjir
dengan cara menjadi media yang mengairkan air hujan yang jatuh ke badan jalan.
7.
Dapat Mengetahui Sistem Manajemen
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3)
SMK3 adalah sistem yang
digunakan untuk mencegah terjadinya kecelakaan dalam kerja dan mengutamakan
keselamatan dan kesehatan.
Sedangkan
global target dari Teknik Lingkungan adalah utamnya untuk mengindari pencemaran
pada lingkunga akibat limbah-limbah yang ada pada kehidupan sehari-hari.
2.
Istilah dan Definisi Lingkungan Hidup dan Ekalogi
·
Ahmad (1987:3)
mengemukakan bahwa lingkungan hidup adalah sistem kehidupan di mana terdapat
campur tangan manusia terhadap tatanan ekosistem.
·
St. Munajat Danusaputra : Lingkungan adalah semua benda dan kondisi termasuk di dalamnya manusia
dan aktivitasnya, yang terdapat dalam ruang di mana manusia berada dan
mempengaruhi kelangsungan hidup serta kesejahteraan manusia dan jasad hidup
lainnya. (Darsono, 1995)
·
Emil Salim :
Lingkungan hidup adalah segala benda, kondisi, keadaan dan pengaruh yang
terdapat dalam ruangan yang kita tempati dan mempengaruhi hal yang hidup
termasuk kehidupan manusia
·
Salah
seorang ahli ilmu lingkungan, yaitu Otto Soemarwoto mengemukakan bahwa
dalam bahasa Inggris istilah lingkungan adalah environment. Selanjutnya
dikatakan, lingkungan atau lingkungan hidup merupakan segala sesuatu yang ada
pada setiap makhluk hidup atau organisme dan berpengaruh pada kehidupannya.
Contoh, pada hewan seperti kucing, segala sesuatu di sekeliling kucing dan
berpengaruh pada keberlangsungan hidup kucing tersebut maka itulah lingkungan
hidupnya.
·
Menurut Undang-Undang Rl Nomor 4 Tahun
1982 tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup,
Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1992 tentang Perkembangan Kependudukan dan
Pembangunan Keluarga Sejahtera, Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1997
tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup, menyatakan bahwa lingkungan hidup
merupakan kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup,
termasuk manusia dan perilakunya yang mempengaruhi kelangsungan perikehidupan
dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lainnya.
Ekologi
adalah ilmu yang
mempelajari interaksi
antara organisme
dengan lingkungannya
dan yang lainnya. Berasal dari kata Yunani
oikos ("habitat") dan logos ("ilmu"). Ekologi
diartikan sebagai ilmu yang mempelajari baik interaksi antar makhluk hidup
maupun interaksi antara makhluk hidup dan lingkungannya. Istilah ekologi
pertama kali dikemukakan oleh Ernst
Haeckel (1834 -
1914). Dalam
ekologi, makhluk hidup dipelajari sebagai kesatuan atau sistem dengan
lingkungannya.
3.
Asas-Asas Lingkungan
ASAS 1
Menyatakan bahwa semua
energi yang memasuki sebuah organisme, populasi, atau ekosistem yang dianggap
sebagai energi tersimpan atau terlepaskan. Energi dapat diubah dari satu bentuk
ke bentuk lain, serta tidak dapat hilang, dihancurkan, maupun diciptakan. Asas ini adalah sebenarnya serupa
dengan hokum Thermodinamika I, yang sangat fundamental
dalam fisika. Asas ini dikenal sebagai hukum konservasi energi dalam persamaan matematika.
Contoh banyaknya kalori, energi yang
terbuang dalam bentuk makanan diubah oleh jasad hidup menjadi energi untuk
tumbuh, berbiak, menjalankan proses metabolisme, dan yang
terbuang sebagai panas.
ASAS 2
Menyatakan bahwa tidak
ada sistem perubahan energi sangat efisien. Misalnya pada Hukum Termodinamika
II yaitu “Semua sistem biologi kurang efisien, kecenderungan umum, energi
berdegradasi ke dalam bentuk panas yang tidak balik dan beradiasi menuju
angkasa.”
ASAS 3
Menyatakan bahwa materi, energi, ruang, waktu dan keanekaragaman, semuanya
termasuk pada sumber alam. Asas ini merupakan Pengubahan energi oleh system biologi harus
Berlangsung pada kecepatan yang sebanding dengan adanya materi dan energi
dilingkungannya. Pengaruh ruang secara asas adalah beranalogi dengan materi dan
energi sebagai sumber alam.
Contohnya
ruang yang sempit: dpt mengganggu proses pembiakan organisme dengan kepadatan
tinggi. Ruang yang terlalu luas, jarak antar individu dalam populasi semakin
jauh, kesempatan bertemu antara jantan dan betina semakin kecil sehingga
pembiakan akan terganggu. Jauh dekatnya jarak sumber makanan akan berpengaruh
terhadap perkembangan populasi.
Waktu
sebagai sumber alam tidak merupakan besaran yang berdiri sendiri. Misal hewan
mamalia dipadang pasir, pada musim kering tiba persediaan air habis di
lingkungannya, maka harus berpindah kelokasi yang ada sumber airnya. Berhasil
atau tidaknya hewan bermigrasi tergantung pada adanya cukup waktu dan energi
untuk menempuh jarak lokasi
sumber air.
Asas 3 ini mempunyai implikasi yang
penting bagi kehidupan manusia untuk mencapai kesejahteraannya
ASAS 4
Menyatakan bahwa semua
kategori sumber alam, jika pengadaannya telah maksimal, pengaruh unit
kenaikannya sering menurun dengan penambahan sumber alam sampai ke tingkat
maksimum.
Asas 4
tersebut terkandung arti bahwa pengadaan sumberalam mempunyai batas optimum,
yang berarti pula batas maksimum, maupun batas minimum pengadaan sumberalam
akan mengurangi daya kegiatan sistem biologi.
·
ASAS 5
Menyatakan bahwa
terdapat dua jenis sumber alam, yaitu sumber alam yang pengadaannya dapat
merangsang penggunaan, dan tidak mempunyai daya rangsang penggunaan.
ASAS 6
Menyatakan bahwa
Individu dan spesies yang mempunyai lebih banyak keturunan daripada saingannya,
cenderung akan berhasil mengalahkan saingannya tersebut.
Asas ini adalah pernyataan teori
Darwin dan Wallace. Pada jasad hidup terdapat perbedaan sifat keturunan Dalam
hal tingkat adaptasi terhadap faktor lingkungan fisik atau biologi. Kemudian
timbul kenaikan kepadatan populasinya sehingga timbul persaingan. Jasad hidup
yang kurang mampu beradaptasi akan kalah dalam persaingan. Dapat diartikan pula
bahwa
jasad hidup yang adaptif akan mampu
menghasilkan banyak keturunan daripada yang non-adaptif.
ASAS 7
Menyatakan bahwa
kemantapan pada keanekaragaman suatu komunitas lebih tinggi di alam lingkungan
yang mudah diramal.
ASAS 8
Menyatakan bahwa
sebuah habitat dapat jenuh atau tidak oleh keanekaragaman takson. Hal tersebut
bergantung kepada bagaimana nicia dalam lingkungan hidup dapat memisahkan
takson.
Pengertiannya
adalah kelompok taksonomi tertentu dari suatu jasad hidup ditandai oleh keadaan
lingkungannya yang khas (niche), tiap spesies mempunyai niche tertentu. Spesies
dapat hidup berdampingan dengan spesies lain tanpa persaiangan, karena
masing-masing mempunyai keperluan dan fungsi yang berbeda di alam.
ASAS 9
Menyatakan bahwa
keanekaragaman komunitas apa saja sebanding dengan biomasa dibagi
produktivitasnya. Terdapat hubungan antara biomasa, aliran energi, dan
keanekaragaman dalam suatu sistem biologi.
ASAS 10
Menyatakan bahwa
lingkungan yang stabil perbandingan antara biomasa dengan produktivitas dalam
perjalanan waktu naik mencapai sebuah asimtot. Sistem biologi menjalani
evoluasi yang mengarah pada peningkatan efisiensi penggunaan energi pada
lingkungan fisik yang stabil.
ASAS 11
Menyatakan bahwa sistem yang telah mantap mengeksploitasi sistem yang belum
mantap. Arti dari
asas ini adalah pada ekosistem, populasi yang sudah dewasa memindahkan energi,
biomassa, dan keanekaragaman tingkat organisasi ke arah yang belum dewasa. Dengan kata lain, energi, materi dan
keanekaragaman mengalir melalui suatu kisaran yang
menuju ke arah organisasi yang lebih
kompleks, atau dari subsistem yang lebih rendah keanekaragamannya ke subsistem
yang lebih tinggi keanekaragamannya. Contohnya
seperti pada hama tikus, serangga dari hutan rawa menyerang tanaman pertanian
dilahan transmigran.
ASAS 12
Menyatakan bahwa kesempurnaan adaptasi suatu sifat atau tabiat tergantung
kepada kepentingan relatifnya pada keadaan lingkungan. Pengertian dari asas ini
adalah populasi
dalam ekosistem yang belum mantap, kurang bereaksi terhadap perubahanlingkungan
fisikokimia dibandingkan dengan populasi dalam ekosistem yang sudah mantap.
Populasi dalam lingkungan dengan kemantapan fisiko kimia yang cukup lama, tak
perlu berevolusi untuk meningkatkan kemampuannya beradaptasi dengan keadaan
yang tidak stabil.
ASAS 13
Menyatakan bahwa
ingkungan yang secara fisik telah mantap memungkinkan terjadinya penimbunan
keanekaragaman biologi pada ekosistem yang mantap, serta kemudian dapat
menggalakkan kemantapan populasi lebih jauh.
Asas ini
merupakan penjabaran dari asas 7, 9 dan 12. Pada komunitas yang mantap, jumlah
jalur energi yang masuk melalui ekosistem meningkat, sehingga apabila terjadi
suatu goncangan pada salah satu jalur, maka jalur yang lain akan mengambil
alih, dengan demikian komunitas masih tetap terjaga kemantapannya.
ASAS 14
Menyatakan bahwa derajat pola keteraturan naik-turunnya populasi tergantung
kepada jumlah keturunan dalam sejarah populasi sebelumnya yang akan
mempengaruhi populasi tersebut. Asas ini merupakan kebalikan dari asas ke 13, tidak
adanya keanekaragaman yang tinggi pada rantai makanan dalam ekosistem yang
belum mantap, menimbulkan derajat ketidakstabilan populasi yang tinggi.
Ciri-Ciri Lingkungan/ Komunitas yang
Mantap:
a. Jumlah jalur energi yang masuk
melalui ekosistem meningkat (banyak)
b. Lingkungan fisik mantap
(mudah“diramal”)
c. Sistem control umpan balik
(feedback) komunitas sangat kompleks
d. Efisiensi penggunaan energi
e. Tingkat keanekaragaman tinggi.
Sumber :