Selasa, 20 Maret 2018

Tugas Ke-1 Teknik Perawatan Mesin

1. Peran bagian perawatan dan perbaikan mesin dalam suatu industri adalah :
A. Perawatan dan perbaikan fasilitas pabrik.
B. Pemasangan dan penggantian fasilitas pabrik.
C. Pengawasan pengoperasian fungsi pembangkit tenaga dan pelayanan khusus.
D. Beberapa tugas yang diserahkan kepada departemen perawatan.
Dengan memelihara mesin dengan baik, perusahaan dapat meningkatkan efisiensi kinerja pada mesin dan dapat mendapatkan hasil yang maksimal.

2. Klasifikasi perawatan mesin sebagai berikut :
    Secara umum, ditinjau dari saat pelaksanaan Pekerjaan pemeliharaan dikategorikan dalam dua cara, yaitu (Anthony, 1992):
A. Pemeliharaan terencana (planned maintenance):
     Pemeliharaan terencana adalah pemeliharaan yang dilakukan secara terorginir untuk mengantisipasi kerusakan peralatan di waktu yang akan datang, pengendalian dan pencatatan sesuai dengan rencana yang telah ditentukan sebelumnya. (Anthony, 1992).
      Menurut Anthony (1992), Pemeliharaan terencana dibagi menjadi dua aktivitas utama yaitu:
1)  Pemeliharaan pencegahan (Preventive Maintenance)
Pemeliharaan pencegahan (preventive maintenance) adalah inspeksi periodik untuk mendeteksi kondisi yang mungkin menyebabkan produksi berhenti atau berkurangnya fungsi mesin dikombinasikan dengan pemeliharaan untuk menghilangkan,  mengendalikan, kondisi  tersebut  dan  mengembalikan  mesin  ke kondisi semula atau dengan kata lain deteksi dan penanganan diri kondisi abnormal mesin sebelum kondisi tersebut menyebabkan cacat atau kerugian. (Setiawan, 2008).
     Menurut Dhillon (2006), dalam bukunya maintainability, maintenance, and reliability for engineers ada 7 elemen dari pemeliharaan pencegahan (preventive maintenance) yaitu:
a) Inspeksi: memeriksa secara berkala (periodic) bagian-bagian tertentu untuk dapat dipakai dengan membandingkan fisiknya, mesin, listrik, dan karakteristik lain untuk standar yang pasti,
b) Kalibrasi: mendeteksi dan menyesuaikan setiap perbedaan dalam akurasi untuk material atau parameter perbandingan untuk standar yang pasti,
c) Pengujian:   pengujian   secara   berkala   (periodic)   untuk   dapat   menentukan pemakaian dan mendeteksi kerusakan mesin dan listrik,
d) Penyesuaian: membuat penyesuaian secara periodik untuk unsur variabel tertentu untuk mencapai kinerja yang optimal,
e) Servicing: pelumasan secara periodik, pengisian, pembersihan, dan seterusnya, bahan atau barang untuk mencegah terjadinya dari kegagalan yang baru,
Instalasi: mengganti secara berkala batas pemakaian barang atau siklus waktu pemakaian atau memakai untuk mempertahankan tingkat toleransi yang ditentukan,
f) Alignment:  membuat  perubahan  salah  satu  barang  yang  ditentukan  elemen variabel untuk mencapai kinerja yang optimal.
B.  Pemeliharaan korektif (Corrective Maintenance)
      Pemeliharaan secara korektif (corrective maintenance) adalah pemeliharaan yang dilakukan secara berulang atau pemeliharaan yang dilakukan untuk memperbaiki suatu bagian (termasuk penyetelan dan reparasi) yang telah terhenti untuk memenuhi suatu kondisi yang bisa diterima. (Anthony, 1992). Pemeliharaan ini meliput i reparasi minor, terutama untuk rencana jangka pendek, yang mungkin timbul diantara pemeriksaan, juga overhaul terencana.
       Menurut Dhillon (2006), Biasanya, pemeliharaan korektif (Corrective Maintenance) adalah pemeliharaan yang tidak direncanakan, tindakan yang memerlukan perhatian lebih yang harus ditambahkan, terintegrasi, atau menggantikan pekerjaan telah dijadwalkan sebelumnya. Adapun keuntungan lainnya yaitu:
1) Pengurangan pemeliharaan darurat,
2) Pengurangan waktu nganggur,
3) Menaikkan ketersediaan (availability) untuk produksi
4) Pengurangan penggantian suku cadang, membantu pengendalian sediaan,
5) Meningkatkan efisiensi mesin,
6) Memberikan informasi untuk pertimbangan penggantian mesin.
C.   Pemeliharaan tak terencana (unplanned maintenance)
       Pemeliharaan tak terencana adalah yaitu pemeliharaan darurat, yang didefenisikan sebagai pemeliharaan dimana perlu segera dilaksanakan tindakan untuk mencegah akibat yang serius, misalnya hilangnya produksi, kerusakan besar pada peralatan, atau untuk keselamatan kerja. (Anthony, 1992). Pada umumnya sistem pemeliharaan merupakan metode tak terencana, dimana peralatan yang digunakan dibiarkan atau tanpa disengaja rusak hingga akhirnya, peralatan tersebut akan digunakan kembali maka diperlukannya perbaikan atau pemeliharaan.

3.   Ada tiga jenis tipe pelumasan, sebagai berikut :
A.   Pelumas oli
       Pelumasan menggunakan oli disarankan untuk bearing yang dioperasikan pada mesin dengan kinerja tinggi serta menanggung beban berat. Pelumas oli berkhasiat menyerap panas yang muncul akibat beban kerja berat dan torsi tinggi. Contoh pengaplikasian pelumas jenis ini diantaraya untuk melumasi bearing yang berada di dalam mesin, gardan dan bagian kepala silinder.
B.   Pelumas Grease
       Grease diaplikasikan pada bearing yang membutuhkan sedikit pelumasan. Kelebihan grease dibanding pelumas oli yaitu memiliki kemampuan mencegah masuknya kotoran ke dalam bearing. Sementara nilai minusnya yaitu kemampuan meredam kesekan yang dimiliki lebih kecil dibanding oli. Contoh pengaplikasian pelumas jeni grease ini bisa dilihat pada laher roda dan laher komstir.
C.   Pelumas Tipe Kering
       Pelumasan ini bukan pelumasan cairan atau pasta, melainkan menggunakan material padat yang dipasang secara langsung pada bidang atau permukaan yang mengalami gesekan, berbahan graphite.bSebagai gambaran, peliumas tipe kering ini untuk melumasi laher yang diaplikasi pada mesin bertekanan dan berkecapatan tinggi, seperti mesin-mesin pabrik.
       Terdapat sistem-sistem pada pelumasan, diantaranya adalah :
A.    Sistem Pelumasan Campur (Mix)
        Sistem pelumasan campur adalah salah satu sistem pelumasan mesin dengan cara mencampur langsung minyak pelumas (oli campur/samping) dengan bahan bakar (bensin) sehingga antara minyak pelumas dan bahan bakar bercampur di tangki bahan bakar.
B.    Sistem Pelumasan Autolube
Sistem pelumasan autolube, oli samping/campur masuk kedalam ruang engkol dipompakan oleh pompa oli. Sehingga penggunaan oli samping/campur ini lebih efektif sesuai kebutuhan mesin. Sistem pelumasan ini digunakan pada mesin 2 tak.
C.    Sistem Pelumasan Percik
Sistem pelumasan percik adalah sistem pelumasan dengan memanfaatkan gerakan dari bagian yang bergerak untuk memercikan minyak pelumas ke bagian-bagian yang memerlukan pelumasan, misal: poros engkol berputar sambil memercikan minyak pelumas untuk melumasi dinding silinder.
D.    Sistem Pelumasan Tekan.
Minyak pelumas di dalam karter dihisap dan ditekan ke dalam bagian-bagian yang dilumasi dengan menggunakan pompa oli. Sistem pelumasan ini sangat cocok untuk melumasi bagian-bagian mesin yang sangat presisi. Aliran minyak pelumas tergantung pada jumlah putaran mesin, hal ini dikarenakan pompa oli diputarkan oleh mesin. Sistem pelumasan ini digunakan pada mesin 4 tak dan memiliki kelebihan pelumasan merata dan teratur.




Sumber :
http://mastersharry.blogspot.co.id/2014/11/v-behaviorurldefaultvmlo.html?m=1
http://industryoleochemical.blogspot.co.id/2012/03/jenis-dan-klasifikasi-pemeliharaan.html?m=1
http://motorexpertz.com/m/read/2017/08/30/14726/Pahami-3-Jenis-Pelumas-Bearing-Biar-Enggak-Salah-Kaparah
http://www.rider-system.net/2013/02/macam-macam-sistem-pelumasan.html?m=1